Namun kadang sangat sulit untuk dibuka
Kuterus mencoba untuk selau ingat
Namun kadang melupakanNya
Kuterus mencoba untuk selalu bersamaNya
Namun kadang hati ini selalu menjauh
Ternyata kendali nafsuku masih kuat dalam jiwa
Masih terlena dalam genggamannya
Terpenjara olehnya dengan kerangkeng besi
Sementara hatiku meronta dan menangis
Neraka semakin dekat kepadaku
Menghampiriku dan mencabuk dengan keras
Aku meronta
Kesakitan yang sangat dalam
Bukan hanya air mata yang aku cucurkan
Darahpun mengalir dengan deras
Neraka adalah kerajaan nafsu
Tak kusangka dia menyiksaku dengan kejam
Padahal dia sangatlah dekat denganku
Menyesal aku telah berteman dengannya
Menyesal, sangat menyesal
Sekarang aku memerlukan seseorang untuk melepaskanku dari penjara ini
Tapi mana mungkin, tidak ada yang tahu dimana keberadaanku
Penjara itu berada diantara dunia dan langit
Kucoba termenung di kehenigan malam
Dan kucoba untuk memusatkan hati pada yang kuasa
Kemudian kulantunkan lafaz Allah berulang kali
Dengan hati yang ikhlas padaNya
Diakhir kata aku berdoa ya Allah, tundukanlah nafsu dihadapanku
Aku bersujud kepadaNya sembari melinangkan air mata
Memohon ampun atas dosa yang telah aku lakukan
Malam telah berganti siang
Kutatapi nafsu dengan mata hati yang penuh cahaya
Butakan nafsu diam tak bergerak
Cahaya itu membukakan pintu nafsu dengan bebas
Sekarang nafsu telah terpenjara oleh mata hati yang bercahaya
Aku telah bebas bersama hati yang mulia
Ya ayyatuhannafsu al-mutmainnah
Irjingi ila rabbiki radhiatammardiyyah
Fadkhuli fi ibadi
Wadkhuli janntat
Posting Komentar