Di tulis oleh H Mahrus ali
Hizib ini salah satu dari amalan (wirid Syekh Abdul Qadir Jaelani), caranya; dibaca 3 x dalam sehari semalam (waktunya) tidak ditentukan, tetapi menjelang subuh sangat diutarnakan. Karena sangat besar faedah dan khasiatnya, yaitu di antaranya:
sebagai perisai diri dari segala macam bencana.
mendatangkan rezeki dengan jalan tidak terlalu berat.
Inilah hizib autad yang dibaca;
اللهُ اْلكَافِي رَبُّنَا اْلكَافِي قَصَدْنَا الْكَافِي وَجَدْنَا اْلكَافِي لِكُلٍّ كَافِي كَفَانَا اْلكَافِي وَنِعْمَ اْلكَافِي اَلْحَمْدُ لله حَسْبُنَا الله وَنِعْمَ اْلوَكِيْلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ
Allahhul Kafi Rabbunal Kafi, qashadnal Kafi wajadnal Ka fi, likullin ka fi — kafanal Kafi wani'mal kafi, AlHamdu lillah.
Hasbunalla — hhu wani'mal wakil, ni'mal maula — wa ni'man Nashiir Wakafallahul mukminiinal qital x 13 amin x5
Ya Allah rabbal aalamin x3
Komentarku ( Mahrus ali ) :
: Hézéb itu biasanya di lantunkan di banyak musholla di tempat saya , bahkan ketika akan mulai pengajianpun dimulai dengannya. Saya mencari hézéb tersebut di enceplopedi Fatwa ulama Saudi , Abd Rahman Assuhaim , Al Utsaimin , fatwa ulama al azhar , majmu` fatawa karya Ibnu Taimiyah , buku – buku hadis , tafsir dan fikih , saya tidak menjumpainya. Saya yakin tidak ada ulama yang membacanya , apalagi untuk memulai pengajian atau akan melakukan salat berjamaah . Dahulu saya tidak mendengar ketika saya di Giri Gresik , apalagi di Aziziyah Mekkah , tiada langgar di sana yang membaca sholawatan ketika akan menunaikan salat berjamaah . Penduduk di sana hampir seluruhnya mengetahui bahwa hal itu bid`ah . Jadi harus di jauhi. Bila ada yang melakukannya di Saudi akan di tangkap polisi dan di marahi sama haitul amri bil ma`ruf wannahyi anil mungkar , sebab ia bid`ah .
Ketika saya sampai di Tambak sumur Waru Surabaya sekitar tahun 1987 , saya tidak menjumpainya dan tidak mendengarnya . Saya baru mendengarnya sekitar tiga tahun terahir ini . Jadi dzikir tersebut bagi saya amat baru . Saya masih ragu , apakah benar syekh Abd Qadir Al jailani membacanya . Bila benar , orang Iraq yang sekampung dengan Syekh Abd Qadir al jailani akan mengetahuinya . Ternyata mereka tidak tahu dan saya punya banyak teman dari Iraq. Saya hawatir kisahnya seperti kitab Manaqib Syekh Abd Qadir Al jailani dimana orang yang sekampung dengan Syekh Abd Qadir al Jailani tidak mengerti , tapi orang Sunda , Jawa dan husus nya orang Indonesia lebih dahulu tahu . Ini suatu lelucun sangat.
Al kafii bukan termasuk asmaul husna , jadi tiada nama Allah al kafii. Saya hampir yakin bahwa yang mengarang wiridan tersebut orang jawa asli , seperti sholawat Badar dan Sholawat Uhudiyah itu . Setelah saya cari dikitab manapun tidak menjumpainya dan sampai sekarang pengarang sholawat Badar itu masih misteri. Begitu juga dzikir al kafii itu . Mungkin saja pengarangnya terinpirasi dengan ayat :
فَإِنْ ءَامَنُوا بِمِثْلِ مَا ءَامَنْتُمْ بِهِ فَقَدِ اهْتَدَوْا وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا هُمْ فِي شِقَاقٍ فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللَّهُ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.[3] Di ayat tersebut Allah berfirman : Fasayakfiikahumullah , lalu di ambil isim fa`ilnya yaitu kaafii. Atau juga ayat :
وَيَقُولُ الَّذِينَ كَفَرُوا لَسْتَ مُرْسَلًا قُلْ كَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا بَيْنِي وَبَيْنَكُمْ وَمَنْ عِنْدَهُ عِلْمُ الْكِتَابِ
Berkatalah orang-orang kafir: "Kamu bukan seorang yang dijadikan Rasul". Katakanlah: "Cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dan kamu dan antara orang yang mempunyai ilmu Al Kitab". Dan masih banyak ayat yang sesamanya . Atau dari hadis sbb : عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ قَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَطْعَمَنَا وَسَقَانَا وَكَفَانَا وَآوَانَا فَكَمْ مِمَّنْ لَا كَافِيَ لَهُ وَلَا مُؤْوِيَ
Dari Anas bin Malik ra , sesungguhnya Rasulullah SAW bila pergi ke tempat tidurnya membaca : Al hamdulillahil ladzii ath `amanaa wasaqaanaa wakafaanaa wa`aawaanaa fakam mimman laa kafiya lahuu walaa mu`wii
Artinya segala puji bagi Allah yang memberikan makanan kepada kami dan minuman kepada kami dan mencukupi kami dan memberikan tempat kepada kami . Banyak orang yang tiada yang mencukupi dan tiada orang yang memberinya tempat. Sahih
Anehnya lagi para sahabat dan Rasulullah SAW sendiri yang memahami ayat dan hadis itu juga tidak membuat hizib seperti itu .
Read more: http://mantankyainu.blogspot.com/2011/04/hizib-autad.html#ixzz1jOnrlNso
Posting Komentar